Selasa, 07 Mei 2013

My Story



Kali ini aku ingin bercerita tentang aku dan masa laluku. Berjuta cerita mewarnai lembaran kisah hidupku. Aku adalah seorang manusia yang dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu. Aku anak ke tiga dari empat bersaudara. Ayahku hanyalah seorang petani dan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga. Walaupun aku terlahir dari keluarga yang sederhana, tapi aku merasa bahagia karna aku dibesarkan oleh kedua orang tuaku dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Bercerita sedikit mengenai masa-masa ketika aku duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA). Aku bersekolah di SMAN 2 Kota Bangun yang letaknya lumayan jauh dari rumahku. Aku pergi ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor butut yg mungkin keadaannya sudah tak layak pakai lagi. Sering kali mogok dan aku mendorongnya sampai pulang kerumah. Terkadang aku merasa minder kepada teman-temanku yang memiliki orang tua mampu. Tapi aku bersyukur, setidaknya aku masih memiliki motor yang dapat aku pergunakan untuk pergi kesekolah.
Suatu ketika menjelang kelulusan SMA, aku mencoba untuk mengikuti pendaftaran beasiswa di Universitas Jendral Soedirman (UNSOED). Aku mencoba mendaftar pada jurusan Teknik Geologi (Pertambangan). Aku bukanlah seseorang yang begitu pandai, rangking terakhir di rapotku pun hanya masuk dalam 3 besar. Tapi aku mencoba dengan penuh keyakinan untuk mengikuti program beasiswa tersebut. Begitu banyaknya persyaratan yang harus aku lengkapi dan hampir setiap hari aku pulang pergi dari Kota Bangun III ke Tenggarong yang menghabiskan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Akhirnya, berkas-berkas pun telah terlengkapi dan dikirim melalui Tiki. Tinggalah aku menunggu keputusan dari UNSOED sambil menikmati liburan untuk menunggu hari perpisahan.
Suatu hari, aku pergi kesekolah untuk berjumpa dengan sahabat-sahabatku yang sekitar 2 minggu tidak bertemu. Seorang sahabat yang mendaftar Beasiswa yang sama dengan ku, menanyakan “Apakah kamu mendapat SMS dari pihak UNSOED yang mempertanyakan 2 pilihan jurusan yang akan di ajukan?”, aku bingung dan menjawab “tidak”. Tapi aku baru tersadar bahwa aku mengganti kartu SIM di handphone ku sekitar seminggu yang lalu. Kemudian sesampainya dirumah, aku mencoba untuk mengaktifkan kembali kartu lama yang aku cantumkan pada saat mengisi berkas pendaftaran. Ternyata aku juga mendapat SMS yang sama tapi tanggal diterimanya sekitar 3 hari yang lalu. Aku mencoba untuk menghubungi nomor pengirim SMS tersebut, kemudian mempertanyakan bagaimana dengan keterlambatan ku untuk mengkonfirmasi SMS yang aku peroleh. Tapi aku mendapatkan jawaban “Karna keterlambatan anda, kami hanya memasukkan satu jurusan saja. Jurusan Teknik Geologi yang anda pilih begitu banyak peminatnya. Seandainya anda memberikan konfirmasi kepada kami, Apabila anda tidak lolos pada pilihan jurusan pertama, maka anda dapat masuk pada jurusan yang kedua.” Aku merasa begitu sedih dan tak banyak yang aku lakukan kecuali berdoa.
Pada saat pengumuman itu tiba, ternyata aku tidak lolos seleksi untuk jurusan Teknik Geologi yang aku ambil. Seandainya saja aku memiliki jurusan yang kedua, pasti aku diterima pada jurusan yang ke dua. Sahabatku pun tidak masuk jurusan pertamanya ‘Kimia’, tetapi karena dia mengkonfirmasi SMS dari pihak UNSOED dan memiliki pilihan jurusan keduanya ‘Sastra Inggris’, maka dia diterima pada jurusan yang kedua. Aku merasa begitu terpukul, sedih, dan begitu menyalahkan diriku atas kejadian ini. Hanya karena kesalahan kecil yang akhirnya berdampak besar. Aku malu kepada kepada kedua orang tuaku karena aku telah gagal. Aku tak tau bagaimana harus menceritakan kegagalanku kepada ibuku, aku pun berkata kepada ibuku “Mak.. maaf aku gagal membuat mamak bangga. Maafkan aku mak, bahkan sampai saat ini aku belum bisa untuk membahagiakan mamak. Aku gagal mendapat beasiswa mak.” Air mata ibuku pun jatuh membasahi pipinya, hatiku terasa begitu hancur berkeping-keping. Aku merasa ibuku begitu kecewa atas kegagalanku. Tak terasa air mataku pun berlinang, tapi ibuku mengusap air mataku dan tersenyum sambil berkata “Nak.. kamu salah, mamak bangga selama ini memiliki anak sepertimu. Ini bukanlah sebuah kegagalan nak, ini adalah awal dari keberhasilanmu. Mungkin ini bukanlah jalan menuju kesuksesanmu, percayalah Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Jangan bersedih lagi, Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya”. Kemudian ibu memelukku dan aku menangis dipelukan ibuku.
Bahkan saat aku menulis cerita masa lalu hidupku ini, aku tak sanggup untuk tidak meneteskan air mata mengingat semua kenangan itu. Tapi aku lega dapat menuangkan cerita hidupku ini menjadi sebuah tulisan. Aku percaya Allah akan memberikan cobaan kepada hamba-hamba yang disayangi-Nya. Sekarang aku tersadar sebaik-baiknya rencana, tetap rencana Allah lah yang terbaik. Aku sedih tidak bisa kuliah di UNSOED, tetapi aku bersyukur ternyata Allah memilihkan jalan yang lebih baik untuk ku yaitu kuliah di STAIN Samarinda. Disini aku tidak hanya mendapatkan ilmu dunia saja, tetapi aku juga mendapatkan pelajaran-pelajaran untuk bekalku di akhirat nanti. Walaupun aku merasa tidak mudah belajar disini karena aku tidak pernah mendapat dasar pengetahuan agama islam secara mendalam seperti mereka-mereka yang memang lulusan dari pondok pesantren. Apalagi untuk belajar bahasa Arab, bagiku sangatlah tidak mudah. Tapi aku merasa tertantang untuk mempelajari lebih mendalam mengenai Islam. Aku percaya kesuksesan berada didepan ku, dan aku akan berusaha untuk meraihnya.. :)

1 komentar:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    BalasHapus

MAKALAH “Penggunaan Internet dalam Pendidikan”

MAKALAH Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Komputer Yang Dibimbing Oleh M. SALEHUDIN, S.Pdi , M.Pd “Penggunaan Internet...